Mobil dengan transmisi
manual memang masih banyak beredar di jalanan ibukota jakarta, kota-kota
besar yang tidak mengalami kemacetan yang parah seperti kota-kota lainnya,
pasti lebih senang dengan memakai transmisi manual. Hal ini karena banyak orang
sudah merasa lebih nyaman dengan mobil bertransmisi manual ketimbang automatic.
Faktor lainnya yang memungkinkan adalah perawatan yang lebih mudah & murah
apabila menggunakan transmisi manual. Namun, bukannya transmisi manual
diacuhkan begitu saja. Karena transmisi manual juga membutuhkan perawatan dan
pemakaian yang tepat agar komponen tersebut bisa awet dan tahan lama.
Beberapa pengendara mengeluhkan bahwa ia
harus seringkali mengganti pelat kopling yang cepat habis, padahal menurutnya
jeda waktu penggantian pelat kopling belum lama. Tentu saja dengan seringnya
mengganti pelat kopling berarti harus mengeluarkan uang yang lebih banyak.
Menurut pengalaman, salah satu penyebab
paling umum cepat habisnya pelat kopling adalah tata cara mengemudi kendaraan yang
kurang baik. Untuk lebih jelasnya, berikut ini kami informasikan mengenai
kopling dan tata cara mengendarai kendaraan agar kopling dapat bekerja secara
optimal dan tentu saja tidak mudah rusak.
Penggunaan kopling yang BENAR
Agar kopling dapat berfungsi dengan
sempurna serta tidak gampang mengalami kerusakan, maka berikut ini adalah
tahapan penggunakan kopling yang dianjurkan:
- Jika menginjak pedal kopling, maka tekanlah pedal kopling sepenuhnya. Tujuannya adalah agar roda gila (flywheel) dan pelat/piringan kopling (cluth plate) dapat terpisah secara sempurna, sehingga dapat memudahkan dalam memindahkan tuas transmisi.
- Ketika sedang menginjak pedal kopling secara sempurna, pindahkan tuas transmisi.
- Setelah memindahkan tuas transmisi, selanjutnya bebaskan injakan kopling secara perlahan diselaraskan dengan injakan pedal gas agar kendaraan dapat berjalan dengan halus dan tidak membuat kendaraan meloncat.
Penggunaan kopling yang SALAH
Seringkali kita tidak mengetahui
sebenarnya terdapat beberapa hal yang menjadikan komponen kopling cenderung
mudah mengalami kerusakan. Berikut ini hal-hal yang dapat memudahkan komponen
kopling mengalami kerusakan, antara lain :
- Meletakkan kaki pada pedal kopling selama kendaraan berjalan. Hal ini dapat mempercepat keausan pada release bearing dan pelat/piringan kopling
- Menahan setengah kopling saat mobil antri di tanjakan. Hal ini dapat mempercepat kerusakan sistem kopling. Mesin pun sering terasa bergetar sehingga membuat fungsi karet penahan mesin (engine mounting) juga dapat terganggu. Sebaiknya gunakan rem tangan untuk menahan kendaraan ketika sedang antri di tanjakan.
- Menginjak dan melepas kopling secara kasar. Bila dilakukan dengan cara yang kasar maka sentuhan pelat/piringan kopling terhadap roda gila (flywheel) akan terasa lebih keras, hal ini akan mempercepat keausan sistem kopling.
Tips Merawat Kopling
- Melakukan pengecekan dan perawatan kopling secara rutin.
- Gunakan selalu gigi satu untuk start awal kendaraan, karena jika menggunakan gigi di atasnya, kopling akan dibebani secara berlebihan dan mempercepat keausan.
- Netralkan tuas transmisi jika berhenti. Contoh : di lampu merah
4.
Periksa
dari kemungkinan terjadi kebocoran minyak kopling untuk mobil dengan minyak
kopling, terutama periksa master kopling bawah dari kebocoran minyak kopling
karena beban berat tertumpu pada master kopling bawah saat kita injak pedal
kopling. Lihat Bocor
Pada Master kopling.
Ada beberapa yang harus diperhatikan
dalam merawat dan menggunakan mobil bertransmisi manual. “Hal-hal yang merusak
dan harus dihindari adalah seperti saat macet dengan teknik menahan pedal
kopling setengah. Begitu juga pada saat jalanan menanjak, banyak yang
menggunakan teknik ini untuk menahan agar mobil tidak mundur, padahal
seharusnya yang digunakan adalah rem tangan. Lalu pemakaian kasar dan untuk
balapan juga menyebabkan kopling cepat rusak.” ujarnya.
“Lepas pedal kopling terlalu rendah
juga bisa membuat kampas koling menjadi aus. Oleh karena itu jika memang sudah
melepas pedal kopling, sebaiknya kaki tidak berada di pedal kopling, jadi pedal
kopling benar-benar dilepas. Nah, jika hal tersebut dilakukan, kampas kopling
pasti awet. Karena kopling seharusnya bisa bertahan hingga 80.000 KM atau
sekitar 3 tahun.
Selain service rutin, ia menyarankan
agar pengemudi juga harus memperhatikan jarak main pedal kopling. “Kalau sudah
tidak enak harus disetel ulang. Atau jika memang harus diganti, ya diganti.
Daripada jebol dijalan lebih repot kan?”
Masalah umum yang terjadi pada
kopling:
- Koplingslip
Akibat dari kopling selip, kendaraan tidak dapat berjalan, kurang tenaga, dan dapat menyebabkan boros bahan bakar, hal ini disebabkan tenaga mesin tidak tersalurkan ke sistem penggerak (transmisi) karena pelat/piringan kopling sudah aus. - Koplingjeblos
Akibat dari kopling jeblos, tuas transmisi tidak dapat/susah dipindahkan, hal ini disebabkan tidak dapat terpisahnya pelat/piringan kopling dengan mesin karena tenaga yang disalurkan dari pedal tidak mampu diteruskan ke sistem kopling. Kabel kopling yang putus, silinder kopling bocor, dan matahari yang rusak merupakan beberapa hal yang membuat tenaga dari pedal tidak dapat diteruskan ke sistem kopling.
Jika pada saat menggunakan kopling, tercium bau terbakar, disarankan
segera menghentikan kendaraan dan parkir terlebih dahulu karena indikasi
tersebut menunjukkan bahwa terjadi panas tinggi pada kopling, hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan pada sistem kopling. Dan hal ini sangat membahayakan
pengendara terlebih bila sedang berada di jalan bebas hambatan yang kecepatannya
sangat tinggi.
Sumber : http://teguhiskandar.blogspot.com/2012/02/tips-merawat-kopling-biar-awet.html